Realistis atau Idealis?




Setelah menyelesaikan kuliah, gue merasa dilema. Karena dihadapkan oleh dua pilihan yang sulit, Via Vallen atau Nella Kharisma, eh bukan itu deng. Maksudnya harus memilih antara Realistis atau Idealis. 

Menurut gue Realistis adalah cenderung lebih suka menjalani hidup dengan mengikuti arus. Seakan kehidupan mengendalikan mereka, bukan mereka yang mengendalikan kehidupan. Sedangkan Idealis  adalah orang yang menjalani hidup ini berdasarkan idenya sendiri. Mereka punya pegangan dalam jiwa mereka sendiri dalam menjalani hidup. 

Realistis dan Idealis juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Supaya enak gue gambarin aja melalui dua buah cerita yang masing-masing menggambarkan Realistis dan Idealis.

Namanya Ujang, Sejak kecil dia merupakan anak yang baik, patuh terhadap orang tua dan rajin belajar. Selama sekolah dia selalu mendapat nilai bagus disetiap mata pelajaran, sekolah lulus tepat waktu dan mendapat nilai baik. Ujang juga merupakan salah satu calon Mahasiswa undangan dari kampus favorit di Indonesia. Selama kuliah yang dia pikirin cuma belajar dan dapat nilai bagus doang, Ya ga salah sih belajar yang rajin supaya nilai bagus, tapi belajar jika hanya mengejar nilai maka yang didapat hanya nilai. Dia ga memiliki keahlian khusus. 

Setelah tamat kuliah otomatis Ujang hanya bisa "mencari kerja" dengan mengandalkan status cum laudenya karena mendapatkan nilai A di segala mata kuliahnya. Lalu Ujang mendapatkan pekerjaan mapan, dengan rutinitas pagi pergi ke kantor, sore pulang kantor begitu seterusnya. Tanpa ada hal-hal baru yang bisa dia dapatkan setiap harinya. Ga ada hal yang bisa membuat dia jauh mengembangkan potensi karena dia ga memiliki keahlian khusus. Yang dia bisa hanya mengerjakan pekerjaan yang ada dikantornya. Begitu seterusnya hingga dia menunggu waktu hingga pensiun bekerja..

Apakah yang dilakukan Ujang salah? Ngga juga sih, tapi menurut gue bosen aja gitu hidup diatur oleh waktu bukan kita yang mengatur waktu, tanpa sadar usia makin tua kita hanya mengerjakan rutinitas yang itu-itu saja. Hidup dengan pola standar . Sekolah - Kuliah - Kerja - Menikah - Punya Anak - dan Selesai. Ga akan ada kenang-kenangan yang bisa dinikmati dimasa tua. 

Berbeda dengan Ajung. Sejak kecil sekolah seenak jidatnya, dia selalu dapat nilai jelek disegala mata pelajaran disekolah, hanya pelajaran kesenian dia selalu medapat nilai bagus. Ajung sangat suka menggambar, karena dia tahu apa kelebihannya, dia hanya fokus belajar menggambar apapun yang dia suka. Sampai ketika dia selesai SMA dengan status "nilai didongkrak" dia menemukan apa yang benar-benar dia suka. Mendesain baju. 

Tiap hari Ajung mendesain apapun yang menurut dia unik dan beda dari yang lain, hingga orangtuanya sendiri kesal terhadapnya karena dia tidak mau di kuliahkan, Orangtuanya menginginkan dia setelah sarjana bisa menjadi "orang kantoran". Tapi Ajung menolak dan nekat meminta izin orang tua supaya dia boleh untuk belajar hidup mandiri dan membuktikan ke orangtuanya kalo dia bisa berhasil dengan menempuh jalan yang dia buat sendiri. 

Ajung mengawali karir bekerja di sebuah percetakan, dia ditempatkan di bagian desain sesuai apa yang dia suka, selama kerja dipercetakan pimpinannya pun sangat suka dengan segala apapun yang dibuat Ajung karena bisa memuaskan keinginan semua pelanggannya. Sehingga pimpinannya tak segan untuk menaikan upahnya. tetapi ketika dia mendapatkan upah yang lebih Ajung malah berniat untuk keluar dari percetakan tersebut.

Ajung merasa kalo cuma bekerja disitu maka dia ga akan mendapat tantangan yang lebih, dia memutuskan untuk punya usaha sendiri. Dengan hasil pesangon dari percetakan tadi, di belilah sebuah komputer satu set lengkap, Ajung mencoba melebarkan kemampuannya, yang dulu dia cuma bisa menggambar dia juga belajar membuat sebuah video animasi, setiap hasil karyanya Ajung selalu memposting di Instagramnya. Konsistensinya memposting segala  karya yang setiap hari dia buat mampu membuat dia mendapatkan banyak follower, tapi bukan itu yang dia incar, tetapi apresiasi dari follownya yang telah memberikan komentar baik maupun kritik

Sampai dimana titik dimana salah satu postingan animasi Ajung viral di Internet dia mendapatkan tawaran membuat sebuah film animasi pendek, disitulah awal mulai karir Ajung meroket, selain ditawari membuat sebuah film animasi, Ajung juga sering mendapatkan undangan untuk mengisi seminar di berbagai daerah di Indonesia. Hidup Ajung makin bahagia, dia bisa berbagi ilmu dan juga bisa keliling Indonesia dan mendapatkan banyak pengalaman yang tak terlupakan di masa mudanya yang kelak nanti bisa dia banggakan kepada anak cucunya nanti.

So , itulah pandangan gue tentang Realistis dan Idealis, emang dari kedua hal itu selalu ada yang positif dan negatif, tergantung kalian yang menyikapi pilihan tersebut. Banyak cara kok untuk menjadi orang yang berhasil tapi untuk bahagia menikmati proses hidup cuma kita sendiri yang tau .



No comments:

Post a Comment

Categories

Text Widget

Pages

Blog Archive