Mapan Dulu Baru Cari Pasangan?



"Yang penting cari kerjaan mapan dulu baru cari pasangan, Kalo cowo mah gapapa tua yang penting dompetnya tebel nanti masih ada yang mau kok"

Menurut gue, mencari pasangan itu sesuai dengan apa yang kita butuhan, jangan yang seperti yang kita inginkan. Kita bisa bosen dengan apa yang kita ingin tetapi kita ga bakal bisa lepas dari apa yang kita butuh. Karena ketika kita udah tua dan ga punya apa-apa, cuma pasangan yang kita butuhkan untuk menemani kita berbagi cerita hingga akhir hayat.

Sebagai contoh kasus, gue bakal bikin sedikit gambarannya melalui cerita :

Namanya Ujang dia berusia 38 tahun, sejak muda dia memiliki suatu pengalaman buruk tentang percintaan, mulai cinta bertepuk sebelah tangan hingga ditinggal tanpa alasan. Secara fisik Ujang ga jelek-jelek banget sih, lumayan tampan lah dengan tinggi tubuh 175cm, kulitnya bersih dan rambut belah ketupat.

Ketika SMA, Ujang menyukai seorang wanita bernama Rinda temen sekelasnya, Rinda anaknya cakep, tinggi , putih , rambut panjang dan berkumis tipis. Ketika itu Ujang masih kurus, botak dan iteman karena kebanyakan di jemur ditiang bendera karena sering telat sekolah. Di saat itu Ujang ga memiliki daya tarik sebagai cowo untuk mendekati lawan jenis. 

Tapi Ujang bukan tipikal orang yang suka minder, dia mencoba mendekati Rinda dengan caranya sendiri, mulai dari pura-pura pinjam pena, pinjam buku catatan sampe mau coba pinjam celana dalam. Dengan senyum tipis Rinda meminjamkan Ujang pena ataupun buku catatannya. Rinda emang baik, ya baik ke semua orang. Tapi ketika udah terlanjur mengira kalo Rinda cuma baik ke dia, Ujang mencoba untuk mengutarakan isi hatinya ke Rinda ketika pulang sekolah.

"Rin.." Sapa Ujang dari parkiran sepedanya
"Ada apa Ujang?"
"Hmm gini toh Rin, aku mau ngomong sesuatu.." 
"Iya mau ngomong apa Jang?" Jawab Rinda sambil bingung
"Aku suka sama kamu, kamu mau ga jadi pacar aku?" 
"Maaf jang ga bisa, kamu bukan tipe aku, aku lebih suka kita temenan aja. Dan hal harus kamu tau, aku lebih suka cowo rambutnya belah duren daripada belah ketupat. Bye Jang aku udah di jemput papa aku didepan"

Ujang patah hati, dan langsung pulang meratapi nasib sambil nangis dibawah jemuran

Setelah mengalami patah hati karena Rinda, Ujang berusaha Move Up, bukan Move On. Karena dia sadar, dia gak akan bisa mendapatkan pasangan impiannya jika dia ga memperbaiki diri, oleh karena itu setelah tamat sekolah Ujang rajin berolahraga supaya memiliki bentuk badan ideal dan lebih rajin mandi agar lebih bersih dan wangi

Setelah itu Ujang melanjutkan kuliah di jurusan Peternakan, iya. dia bercita-cita jadi juragan semut, biar bisa import daging semut ke seluruh penjuru dunia. Selama kuliah Ujang juga bertemu lagi dengan seorang wanita yang menyentuh hatinya, namanya Meira. Secara fisik dia emang tipe Ujang. Tinggi , putih dan ada jakun di jidat.

Meira juga temen sekelas Ujang di kampus, bedanya disini mereka saling suka tapi sama-sama malu untuk mengungkapkan rasa. Hal yang bikin sedihnya disini adalah ketika masih kuliah Ujang ga berani manyatakan cintanya ke Meira karena belum memiliki pekerjaan tetap, sehingga ia memutuskan untuk memendam rasa itu hingga selesai kuliah dan mendapat pekerjaan, tetapi ketika Ujang sudah yakin buat menyatakan cinta ke Meira karena dia sudah mendapatkan pekerjaan tetap sebagai tukang perah susu kucing liar. Meira pun menerima Ujang sebagai pacarnya, akan tetapi itu hanya sementara

Meira memutuskan untuk bekerja di luar negeri, demi meningkatkan pengalaman dan pendapatan. Mereka pun bingung untuk LDRan. Tetapi ga ada pilihan lagi. Mau ga mau cuma itulah hal yang bisa mereka lakukan untuk sekarang. Tapi sayang LDR itu cuma bertahan sebentar, Meira sejak di luar negri jarang bisa dihubungi, dan ga pernah memberi kabar, rasa cinta itu hancur terlebih lagi karena Meira sudah terlebih dahulu menerima pinangan orang lain yang jauh lebih baik dari Ujang, baik secara fisik maupun ekonomi ketika berada di luar negri sana.

Karena Ujang udah lelah dengan percintaan, dia lebih memilih fokus untuk kerja demi kehidupan yang jauh lebih baik. 10 Tahun ia mencoba konsisten menekuni bisnis ternak semut dan sekarang ia bisa menikmati hasilny. Ujang menjadi juragan daging semut, bahkan bukan skala Nasional tapi udah antar galaksi... Omsetnya triliunan , bahkan total korupsi e-ktp yang dimakan koruptor bajingan itu ga nyampe 1% dari omset Ujang.  

Ujang udah kaya raya banget, dia memiliki rumah seluas 50hektar, berlantai emas dan beratap koran. Saking terlalu kaya, pembantunya aja punya pembantu. Tapi walaupun sekaya apapun Ujang ga bahagia, karena apa? Dia ga memiliki pasangan yang mengertinya. Dia bahkan takut mendekati wanita, bukan karena ditolak, tapi karena diterima karena tau dia kaya bergelimangan harta.

Dari cerita diatas, ada beberapa hal yang bisa kita petik. Mau mapan dulu baru cari pasangan atau sebaliknya. antara lain :

1.Belum tentu sesuai kebutuhan
Mencari pasangan hidup itu harus yang bisa mengerti akan diri kita, mungkin bisa masak, nyuci dan bikin anak adalah kriteria standar bagi para pria. Tapi menurut gue , gue lebih suka wanita itu yang bisa mengubah mood. Karena apa? Ketika gue udah cape kerja seharian, gue cuma butuh orang yang bisa mengubah mood gue dari yang kesal jadi happy lagi. Ga bisa masak ga masalah, bisa belajar. Tapi pasangan yang ga bisa mengerti dan mengubah mood bakal bikin kita ga betah. 

2.Tidak ada pilihan lain
Ini adalah salah satu hal yang perlu lebih diperhatikan, ketika udah menginjak usia dewasa biasanya temen wanita kita juga udah banyak yang memiliki pasangan. Senggaknya kita paling tau karakter temen wanita yang mana yang baik buat kita. Jika yang seumuran udah punya pasangan semua , yakin mau sama cabe-cabean.

3. Ga merasakan berjuang bersama
Dibagian ini adalah bagian terpenting dari semuanya. Kita harus memiliki pasangan  yang tau histori perjuangan kita ketika muda, jangan sampai dia cuma bisa pamer harta ke temen arisannya tanpa mikir kita yang ngumpulin duitnya. 

Oke sekian aja postingan gue kali ini, jika ada yang mau ngasih saran atau kritik. Tulis di komentar


No comments:

Post a Comment

Categories

Text Widget

Pages

Blog Archive